Jenis-jenis Pekerjaan Auditor




Tugas Utama Auditor



  1. Melaksanakan proses pemeriksaan / audit internal bagi seluruh divisi cabang dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit.
  2. Menjalalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala baik dari segi financial maupun operasional.
  3. Melakukan koordinasi kesiapan cabang dan juga depo untuk menyiapkan laporan Rugi Laba  dengan lengkap serta melakukan pemeriksaan terhadap Neraca Rugi Laba tersebut.
  4. Menganalisa dengan akurat serta bisa memberikan gambaran tentang penyelesaian masalah keuangan.
  5. Melakukan koordinasi dengan lembaga audit eksternal yang  jika diperlukan untuk kelancaran perusahaan.
  6. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil audit internal serta menjalin koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan solusi untuk hasil temuan masalah.
  7. Aktif melakukan tugas tugas lain yang di rasa perlu dalam upaya mencapai target audit.

Tahapan Pelaksanaan Audit



Secara garis besar, tahan-tahap audit bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, perencanaan, pelaksanaan dan penutupan. Di dalam tulisan ini akan dibahas secara singkat apa yang dilakukan dan tujuan dari masing-masing tahap.
  1. Perencanaan: Dalam tahap ini auditor akan melakukan perkenalan dengan perusahaan dan industri klien. Dengan memiliki pengetahuan akan background perihal itu, auditor bisa mendapatkan sense bagaimana mengaudit klien, apa yang berpotensi menjadi issue dalam pelaksanaan audit, berapa waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit, penyusunan tim audit, penentuan fee audit, timeline audit dan sebagainya. Proses perencanaan dan pengenalan bisa dilakukan dengan meeting dengan klien, diskusi via telepon, melakukan riset mengenai industri, internal meeting dengan tim dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa ini merupakan pertama kalinya auditor mengaudit klien, maka proses perencanaan dan perkenalan akan memakan waktu jauh lebih banyak. Umumnya di tahap ini, klien akan diminta memberikan Trial Balance yang terkini. Ini akan dianalisis oleh auditor. Dari sini akan ditentukan akun-akun mana saja yang signifikan, yang berpotensi menjadi issue, dan prosedur audit apa yang akan dilakukan untuk masing-masing akun untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  2. Pelaksanaan: Di tahap ini, auditor akan mengumpulkan informasi dan bukti-bukti yang kuat untuk melakukan prosedur audit. Pengumpulan informasi bisa dilakukan melalui diskusi dengan klien, pengumpulan dan pengecekan data hardcopy dan softcopy dari klien dan sebagainya. Bilamana terdapat finding yang membutuhkan koreksi dalam buku, maka perlu didiskusikan dengan klien.
  3. Penutupan: Di tahap ini semua koreksi sebagaimana disebutkan di poin 2, dikumpulkan dan didapatkanlah Trial Balance per audit. Ini yang menjadi basis perhitungan koreksi-koreksi fiskal dan perhitungan Pajak Penghasilan Badan. Berdasarkan angka-angka ini akan disusun laporan keuangan dan opini audit. Terkadang auditor juga memberikan laporan mengenai finding-finding (misalkan mengenai design internal control yang kurang baik) dan memberikan rekomendasi kepada klien bagaimana memperbaikinya.

Jenis Resiko Audit



Risiko Audit

Ini merupakan risiko bahwa auditor akan menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dan opini wajar tanpa pengecualian dapat dikeluarkan ketika dalam kenyataannya entitas tersebut mengalami salah saji material. Risiko audit ada 4 macam:

1. Inherent Risk
Inherent risk adalah risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan karena tidak adanya kontrol internal di dalam suatu entitas. Misalnya tidak ada pemisahan tugas antara orang yang mengirimkan barang dan orang yang menerima barang. Maka salah saji secara material sangat mungkin terjadi karena bisa saja orang tersebut melakukan fraud.

2. Control Risk
Control risk adalah risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan yang tidak dapat dicegah secara tepat waktu dengan kontrol internal.

3. Acceptable Audit Risk
Acceptable audit risk adalah risiko yang harus diterima oleh auditor karena laporan keuangan masih mengandung salah saji material setelah audit dilakukan.
4. Planned Detection Risk
Planned detection risk adalah risiko akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi karena kesalahan penentuan prosedur audit atau menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit.





sumber: https://sciencebooth.com/2013/05/13/risiko-audit/ 

Komponen Dari Tahapan Audit



1. Identifikasi Lingkungan Manajemen     
Auditor harus mengetahui gambaran menyeluruh organisasi dari perspektif hukum, organisasi, dan karyawan.

2. Perencanaan dan Tujuan
Komponen ini berkaitan dengan review atas proses penetapan rencana dan tujuan organisasi.

3. Struktur Organisasi 
Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit diatur dan sumber daya dialokasikan untuk mencapai tujuan organisasi.

4.Kebijakan dan Praktek 
Komponen ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum yang merupakan kesepakatan yang dirumuskan oleh masyarakat yang diwakili oleh lembaga legislatif, dan diformalkan dalam peraturan atau petunjuk administratif yang mengacu pada sejumlah aktivitas yang harus dilaksanakan.

5.Sistem dan Prosedur 
Sistem dan prosedur merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas untuk menelaah struktur pengendalian, efektivitas, ketepatan, logika, dan kebutuhan suatu organisasi.

6. Pengendalian dan Metode Pengendalian 
Komponen ini berhubungan dengan pengendalian intern terutama accounting control dan administrative control.

7. Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Fisik 
Komponen ini berkaitan dengan sikap karyawan, dokumentasi tentang berbagai aktivitas, dan kondisi fisik pekerjaan. 

8. Praktik Penempatan Karyawan 
Komponen ini mengacu pada: (1) metode dan prosedur yang digunakan untuk melindungi sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) metode dan prosedur yang digunakan untuk mengatur administrasi penggajian, (3) metode dan prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan, (4) kebijakan dan prosedur pelatihan karyawan, dan (5) affirmative action plans, yaitu rencana-rencana tindakan yang disetujui pihak-pihak tertentu.

9. Analisis Fiskal 
Analisis fiskal diperlukan untuk menganalisis informasi keuangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk mengindikasikan efisiensi operasi, ekonomis, dan efektivitas unit organisasi yang dievaluasi. 

10. Investigasi Khusus 
Investigasi ini lebih diarahkan pada usaha untuk mengevaluasi solusi alternatif yang didesain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atau peningkatan nilai ekonomis sebuah fungsi organisasi.

Cara Pengumpulan Bukti Audit



Sebagian besar usaha audit dihabiskan untuk mengumpulkan bukti. Berikut ini adalah metode-metode yang paling umum digunakan untuk mengumpulkan bukti audit:
  • Pengamatan atas berbagai kegiatan yang diaudit (contohnya, memperhatikan bagaimana cara para pegawai memasuki lokasi komputer atau bagaimana personil pengendalian data menangani kegiatan pemrosesan data begitu data diterima)
  • Melakukan tinjauan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana suatu SIA atau sistem pengendalian internal berfungsi.
  • Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana mereka melaksanakan beberapa prosedur tertentu.
  • Kuesioner yang dapat mengumpulkan data mengenai sistem terkait.
  • Pemeriksaan fisik jumlah dan/atau kondisi aset berwujud seperti perlengkapan, persediaan, atau kas.
  • Melakukan konfirmasi atas ketepatan informasi tertentu, seperti saldo rekening pelanggan, melalui komunikasi dengan pihak ketiga yang independen.
  • Melakukan ulang prosedur pilihan perhitungan tertentu untuk memverifikasi informasi kuantitatif dari beberapa catatan dan laporan (contohnya, auditor dapat menghitung kembali suatu total batch atau menghitung kembai beban depresiasi tahunan).
  • Pembuktian untuk mendapatkan validitas sebuah transaksi dengan cara memeriksa seluruh dokumen pendukungnya, seperti pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjualan dari pemasok yang mendukung transaksi utang usaha.
  • Tinjauan analitis atas hubungan dan tren antar informasi untuk mendeteksi hal-hal yang harus diselidiki lebih lanjut (contohnya, seorang auditor untuk jaringan toko baju menemukan bahwa di salah satu toko, rasio piutang usaha terhadap penjualan sangat tinggi. Sebuah penyelidikan mengungkap bahwa manajer toko tersebut telah mengalihkan uang dari hasil penagihan, untuk dipakai secara pribadi).

Audit Berbasis Kerangka (Framework)

Audit Berbasis Kerangka (Framework)
Kerangka Audit

Peran auditor dalam pengembangan sistem harus dibatasi sampai pada peninjauan independen atas kegiatan pengembangan sistem; Untuk mempertahankan objektivitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan evaluasi independen atas fungsi, para auditor harus tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem.

Auditor harus memeriksa spesifikasi uji, meninjau data uji, dan mengeyaluasi hasil pengujian. Apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan harapan, maka auditor harus memastikan bagaimana masalah tersebut diatasi.

Pengendalian Penginputan Data Entry Controls



Field check:
•Apakah karakter di dalam field jenisnya sesuai atau tidak. 
•Contoh : field numerik harus berisi angka dan bukan berisi karakter kosong atau alfabetis.

Sign check:
•Apakah data di dalam field memiliki aritmetik yang sesuai atau tidak. 
•Contoh : data dalam field jumlah persediaan tidak boleh memiliki tanda negatif.

Limit check:
Menguji jumlah numerik untuk memastikan bahwa jumlah di dalam suatu field tidak melebihi batas atas dan batas bawah yang ditentukan sebelumnya. Contoh : Dalam input gaji mingguan jumlah jam kerja minimal adalah 40 jam.

Range check:
•Pemeriksaan jangkauan dengan menggunakan dengan menggunakan numerik atau karakter diantara batas atas dan batas bawah.
•Contoh : tanggal transaksi.

Size check: 
•Pemeriksaan kapasitas field : delapan digit, enam digit, dll.

Completeness check:
•Pemeriksaan kelengkapan data yang diinput.
•Contoh : Input transaksi penjualan harus menyertakan alamat pengiriman dan alamat penagihan.

Validity check:
•Membandingkan ID transaksi dengan data dalam master file untuk memastikan bahwa ID transaksi tersebut benar-benar terdapat di dalam master file.

Reasonableness check:
•Pengujian kelogisan menentukan ketepatan logis dari data yang dimasukkan dan disimpan. 
•Contoh : kenaikan gaji sebesar $1.500 adalah logis untuk karyawan yang bergaji $15.000 tetapi tidak untuk karyawan yang bergaji $1.500 perbulan.

Check digit verification:
•Computed from input value to catch typo errors.

Prompting:
•Sistem meminta setiap data input dan menunggu respon yang dapat diterima.

Close-loop verification:
•Untuk memeriksa keakuratan data input. 
•Contoh : Jika personel memasukkan nomor akun, sistem dapat menelusuri dan menampilkan nama akun agar personil tersebut dapat menentukan apakah nomor akun yang dimasukkan sudah benar atau tidak.

Pembatalan Dan Penyimpanan Dokumen Sebagai Unsur Pengendalian Sumber Data

Pembatalan Dan Penyimpanan Dokumen Sebagai Unsur Pengendalian Sumber Data
Pembatalan dan penyimpanan dokumen. Dokumen yang telah dimasukkan ke dalam sistem harus dibatalkan agar tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam sistem baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja.


Dokumen kertas dapat dibatalkan, misalkan dengan memberinya stempel telah dibayar. Jika dokumen disimpan secara elektronik, suatu tanda dapat ditempatkan di database untuk menunjukkan bahlwa dokumen itu telah dibatalkan.
Dokumen sumber yang asli harus dipertahankan sepanjang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan hukum.

Tahapan Proses Pengelolaan Data COBIT



  • Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.

  • Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

Pengertian DLP ( DATA LOSS PREVENTION )



Pernahkah Anda mendengar fitur Data Loss Prevention (DLP) sebelumnya? Data loss prevention atau Pencegahan Kehilangan Data adalah sebuah fitur yang menambah lapisan keamanan pada data perusahaan yang berisi informasi sensitif agar tidak terekspos pada pihak yang tidak berwenang.

Nah, fitur DLP ini merupakan salah satu cara dalam mengolah manajemen keamanan informasi perusahaan. Karena kadang mungkin secara sadar atau tidak, kita memasukkan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, informasi personal perusahaan, dan sebagainya pada orang-orang yang tidak berkepentingan, yang akhirnya dapat mengancam perusahaan.

Aset informasi perusahaan perlu dijaga dengan ketat untuk menjamin kelangsungan perusahaan, untuk itulah beberapa hal yang dapat dilakukan IT manager untuk manajemen keamanan informasi diantaranya adalah:
  • Memberi enkripsi pada semua akses informasi
  • Laporan audit 
  • Membatasi sharing file dan dokumen
  • Manajemen perangkat mobile 
  • Verifikasi 2 langkah


Tips Membuat Peraturan DLP:

  • Buat cakupan/jangkauan kebijakan, contoh: kebijakan hanya berlaku untuk departemen sales dan marketing atau beberapa karyawan saja. 
  • Tentukan kondisi yang diinginkan, contoh: tidak boleh menginformasikan laporan keuangan
  • Tentukan aksi yang tepat, contoh: mengedit email, membatalkan sharing dokumen, dan menghapus email.
  • Jangan lupa untuk melakukan tes terhadap kebijakan DLP yang dibuat sebelum memberlakukan peraturan tersebut secara live.
  • Buatlah kebijakan per grup/departemen secara spesifik untuk penargetan yang lebih mudah


3 Cara Untuk Melindungi Informasi Rahasia



Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mengamankan identitas dan informasi rahasia dari perusahaan sebagai berikut:

  • Mengamankan jaringan
Seperti yang Anda ketahui semakin canggihnya teknologi, maka cyber crime pun akan semakin tinggi pula. Mereka pasti akan mengikuti perkembangan teknologi guna memperoleh keuntungan instan dengan menjual informasi perusahaan pada pihak lain yang memiliki niat tidak baik dengan perusahaan Anda. Karena itulah diperlukan penjagaan ekstra ketat dari pihak jaringan teknologi. Apabila perusahaan Anda memakai sistem jaringan nirkabel, maka pastikan Anda memiliki teknisi yang mampu mengamankan jaringan. Apalagi hacker yang berpengalaman pasti bisa memperoleh berbagai akses menuju jaringan dalam jangka waktu yang cepat. Semakin canggih hacker, maka data perusahaan Anda akan langsung terbuka bahkan tanpa Anda sadari. Pastikan perusahaan selalu mengunci router dan juga mengenkripsi seluruh informasi dari mata-mata. Bila perlu, selalu beri pasword dalam seluruh jaringan data komputer dan bila perlu cobalah untuk hidden seluruh sistem. Dengan menyembunyikan data, maka setidaknya Anda telah mencegah kejahatan dalam perusahaan Anda. Bila perlu, jangan ada orang lain yang mengakses komputer orang lain dengan sembarangan meskipun dalam satu perusahaan.



  • Memperhatikan Phishing
Phishing merupakan salah satu teknik pencurian identitas yang paling umum. Cara ini akan memungkinkan para hacker mampu mengakses data atau informasi perusahaan dengan berpura-pura jika mereka adalah situs website yang And percayai. Arti sebenarnya adalah dengan mengklik salah satu situs scam atau palsu akan membuat mereka memiliki akses untuk masuk menuju data informasi pribadi perusahaan dan hal ini jelas merugikan perusahaan Anda ke depannya. Bahkan tanpa Anda sadari, situs palsu itu telah mengakses data sebanyak mungkin karena berperan sebagai situs Anda. Guna mencegah hal ini terjadi, maka Anda harus tetap memberi tahu pada karyawan untuk tetap berhati-hati pada situs yang meminta informasi tersebut dalam bentuk apapun meskipun Anda merasa mereka adalah agen yang terpercaya. Pastikan untuk tetap membuat karyawan waspada selama mereka mengakses internet.



  • Membackup data
Selalu backup data atau file perusahaan sesring mungkin yang Anda bisa. Sebagai contoh apabila di kantor Anda terjadi pemadaman listrik mendadak ataupun koneksi internet yang hilang seringkali membuat tugas maupun data informasi menjadi hilang. Meskipun komputer merupakan teknologi canggih, namun hal seperti ini seringkali terjadi sehingga Anda harus tetap sering melakukan backup secara berkala untuk mencegah hal ini terjadi. Sebaiknya Anda memiliki salinan yang diletakkan dalam flash disk maupun juga hardisk sehingga apabila hal seperti ini terjadi, maka Anda tidak perlu khawatir lagi dan cukup memindahkannya kembali menuju komputer baru.

Pengertian PDCA (Dalam Sistem Informasi)




Plan-Do-Check-Act (PDCA)

PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. PDCA dikenal sebagai “siklus Shewhart”, karena pertama kali dikemukakan oleh Walter Shewhart beberapa puluh tahun yang lalu. Namun dalam perkembangannya, metodologi analisis PDCA lebih sering disebut “siklus Deming”. Hal ini karena Deming adalah orang yang mempopulerkan penggunaannya dan memperluas penerapannya. Namun, Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.Dengan nama apa pun itu disebut, PDCA adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti.



Manfaat PDCA

  1. Manfaat dari PDCA antara lain :
  2. Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari sebuah unit organisasi;
  3. Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasi;
  4. Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun dan sistematis;
  5. Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek alur kerja;
  6. Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas.




Proses PDCA


1. P (Plan = Rencanakan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem.

Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses dengan mencari tahu hal-hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari solusi atau ide-ide untuk memecahkan masalah ini. Tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain: mengidentifikasi pelayanan jasa, harapan, dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi. Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir yang akan dilakukan. Memfokuskan pada peluang peningkatan mutu (pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan terlebih dahulu). Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau identifikasi terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan.
Terakhir mencari dan memilih penyelesaian masalah.


2. D (Do = Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak..
Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba).
Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan.

3. C (Check = Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya.
Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi.
Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.
Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.

4. A (Act = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.

Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya.
Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang jelas, dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur.

Konsep Dasar Pengamanan Informasi




Keamanan Informasi merupakan bagian terpenting dari E-Commerce.
Sistem Keamanan informasi memiliki empat macam tujuan yang sangat mendasar :

1.  Confidentiality:
Kerahasiaan, usaha menjaga informasi dari orang yang tidak berhak, Menjamin apakah informasi yang dikirim tersebut tidak dapat dibuka atau diketahui oleh orang yang tidak berhak

2.  Intergrity:
Menjamin pengguna yang sah bisa mengakses informasi sumber miliknya sendiri
Orang yang tidak berhak ditolak untuk mengakses informasi
Enkripsi dan Digital Signature

Menjamin konsistensi data, informasi tidak boleh diubah seijin pemilik informasi
1. Keaslian Data
  2. Keutuhan Data
  3. Penduplikatan data

3.  Availability
Ketersediaan Informasi ketika dibutuhkan
Sistem Infomasi yang diserang atau dijebol dapat menghambat informasi ketika dibutuhkan
DoS(Denial of service attack), Pembanjiran permintaan pada server
Mailbomb,

4.  Authentication
Metode yang menyatakan bahwa informasi betul-betul asli
Orang yang mengakses atau memberikan informasi betul spt yang dimaksud
Keaslian Dokumen : Watermaking,   digital signature


Kerangka Pengendalian Internal Menurut Coso

KERANGKA PENGENDALIAN INTERNAL


       Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu COSO 2013 diterbitkan pada tahun 1992 oleh COSO. Kemudian pada tanggal 14 Mei 2013, COSO merilis versi terbaru dari Kerangka Pengendalian Internal-Terpadu. Kerangka baru COSO adalah hasil dari proyek multitahunan yang signifikan, termasuk dua putaran paparan publik untuk meninjau, menyegarkan, dan memodernisasi kerangka asli dengan memastikannya tetap relevan.

       Para regulator dan stakeholder mempunyai ekspektasi tinggi mengenai pengawasan tata kelola, manajemen risiko, dan pendeteksian serta pencegahan penyelewengan (fraud). Sementara kemajuan telah dibuat dalam menghubungkan manajemen risiko dan praktik pengendalian internal dalam mengejar tujuan strategis organisasi. Banyak perubahan sejak tahun 1992, peningkatan risiko bisnis secara signifikan, sehingga kebutuhan akan kompetensi dan akuntabilitas jauh lebih besar dari sebelumnya.

        Menurut COSO, “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personil lainnya; dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.”

       Kerangka pengendalian internal tahun 2013 masih menggunakan tiga kategori tujuan tersebut, dan terdiri dari lima komponen terpadu : lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Kerangka tersebut terus beradaptasi, dan memungkinkan kita untuk mempertimbangkan pengendalian internal dari entitas, divisi, unit operasi, dan/atau tingkat fungsional, misalnya pusat layanan bersama.

Prinsip Dasar Di Balik ERM ( Enterprise Risk Management )



Prinsip dasar di balik ERM adalah sebagai berikut (Romney and Steinbart, 2015) :

• Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi pemiliknya.
• Manajemen harus memutuskan seberapa besar ketidakpastian akan diterima karena penciptaan nilai.
• Ketidakpastian sebagai akibat dalam resiko yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai.
• Hasil Ketidakpastian dalam peluang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara positif mempengaruhi kemampuan perusahaan menciptakan atau mempertahankan nilai.
• Kerangka ERM dapat mengelola ketidakpastian maupun menciptakan dan mempertahankan nilai perusahaan.

Yang Dimaksud Dengan ERM ( Enterprise Risk Management )



Pengertian Enterprise Risk Management

ERM adalah “suatu proses yang dipengaruhi oleh board of director, dan personel lain dari suatu organisasi, diterapkan dalam setting strategi, dan mencakup organisasi secara keseluruhan, didesain untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi suatu organisasi, untuk memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi” 
(COSO ERP, 2004).

Kerangka Pengendalian COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)



COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)

Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja.

COBIT merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.

Tujuan diluncurkan COBIT adalah untuk mengembangkan, melakukan riset dan mempublikasikan suatu standar teknologi informasi yang diterima umum dan selalu up to date untuk digunakan dalam kegiatan bisnis sehari-hari.

Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.



COBIT dirancang untuk digunakan oleh tiga pengguna berbeda yaitu :

1. Manajemen
Dengan penerapan COBIT, manajemen dapat terbantu dalam proses penyeimbangan resiko dan pengendalian investasi dalam lingkungan IT yang tidak dapat diprediksi.

2. User
Pengguna dapat menggunakan COBIT untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.

3. Auditor
Dengan penerapan COBIT, auditor dapat memperoleh dukungan dalam opini yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.



Sumber: https://andriedwicn.wordpress.com/2013/01/23/cobit-control-objective-for-information-and-related-technology/

4 Level Pengendalian Menurut Robert Simon



Robert simon, seorang profesor bisnis harvard, telah menganut 4 kaitan pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan konflik diantara kreatifitas dan pengendalian:
            a. Sebuah sistem batas
            b. Sebuah sistem kepercayaan
            c. Sebuah sistem pengendalian diagnostic
            d. Sebuah sistem pengendalian interaktif

Ikhtisar dari konsep pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Korupsi Asing Dan Sarbanes-Oxley Acts

Pada 1977, foreign corrupt practices act (FCPA) dikeluarkan untuk mencegah perusahaan menyuap pejabat asing agar mendapatkan bisnis. Padsa akhir 1990 dan awal 2000 terdapat penipuan akuntansi di enron, WorldCom, Xerox dll, ini adalah kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah amerika. SOX merupakan undang-undang beriorientasi bisnis yang paling penting dalam 80 tahun terakhir. Undang-undang ini mengubah cara dewan direksi dan manajemen beroprasi serta memiliki dampak yang kuat tehadap CPA yang mengaudit mereka . berikut beberapa aspek terpenting SOX :
            a. Public company accounting oversight board (PCAOB)
            b. Aturan-aturan baru bagi oara auditor
            c. Peran baru bagi komite audit
            d. Aturan baru bagi para manajemen
            e. Ketentuan baru pengendalian internal.


Setelah SOX dikeluarkan, SEC memerintahkan bahwa manajemen harus
Mendasarkan evaluasinya pada kerangka pengendalian yang berlaku
Mengungkap semua kelemahan pengendalian internal material
Menyimpulkkan bahwa sebuah perusahaan tidak memiliki pengendalian internal pelaporan keuangan yang efektif jika terdapat kelemahan material

Jenis-Jenis Sistem Pengendalian Internal



Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls):

Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.


Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls):

Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Definisi dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal



Terdapat tujuan sistem pengendalian intern antara lain:
  • ·         Menjaga kekayaan organisasi
  • ·         Melaksanakan pemeriksaan ketelitian dan keandalan data akuntansi
  • ·         Memberikan dorongan efisiensi operasional
  • ·         Memberikan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

Berdasarkan tujuannyaa, sistem pengendalian intern dibagi menjadi dua macam, yakni:
  • ·         Pengendalian intern akuntansi mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan utamanya untuk menjaga kekayaan perusahaan dan melakukan pengecekan keandalan data akuntansi.
  • ·         Pengendalian intern administrasi mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan utamanya sebagai pendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.




3 Fungsi Pengendalian Internal



a.      Pengendalian untuk pencegahan
prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk mencegah timbulnya suatu masalah misalnya adanya pemisahan tugas, pembagian wewenang dan tanggung jawab, mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi.

b.      Pengendalian untuk pemeriksaan
prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk mengungkapkan adanya masalah atau
penyimpangan. Misalnya: pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.

c.       Pengendalian korektif
prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk memecahkan masalah/penyimpangan
yang terjadi yang ditemukan pada ditemukan oleh pengendalian
pemeriksaan. Misalnya: prosedur yanng dibuat untuk identifikasi penyebab masalah, perbaikan kesalahan dan mengubah sistem agar masalah dimasa datang dapat diminimalisasi.


Jenis-Jenis Sistem Pengendalian



1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls)

Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi.
Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.


2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls)

Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.