Cara Pengumpulan Bukti Audit



Sebagian besar usaha audit dihabiskan untuk mengumpulkan bukti. Berikut ini adalah metode-metode yang paling umum digunakan untuk mengumpulkan bukti audit:
  • Pengamatan atas berbagai kegiatan yang diaudit (contohnya, memperhatikan bagaimana cara para pegawai memasuki lokasi komputer atau bagaimana personil pengendalian data menangani kegiatan pemrosesan data begitu data diterima)
  • Melakukan tinjauan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana suatu SIA atau sistem pengendalian internal berfungsi.
  • Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana mereka melaksanakan beberapa prosedur tertentu.
  • Kuesioner yang dapat mengumpulkan data mengenai sistem terkait.
  • Pemeriksaan fisik jumlah dan/atau kondisi aset berwujud seperti perlengkapan, persediaan, atau kas.
  • Melakukan konfirmasi atas ketepatan informasi tertentu, seperti saldo rekening pelanggan, melalui komunikasi dengan pihak ketiga yang independen.
  • Melakukan ulang prosedur pilihan perhitungan tertentu untuk memverifikasi informasi kuantitatif dari beberapa catatan dan laporan (contohnya, auditor dapat menghitung kembali suatu total batch atau menghitung kembai beban depresiasi tahunan).
  • Pembuktian untuk mendapatkan validitas sebuah transaksi dengan cara memeriksa seluruh dokumen pendukungnya, seperti pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjualan dari pemasok yang mendukung transaksi utang usaha.
  • Tinjauan analitis atas hubungan dan tren antar informasi untuk mendeteksi hal-hal yang harus diselidiki lebih lanjut (contohnya, seorang auditor untuk jaringan toko baju menemukan bahwa di salah satu toko, rasio piutang usaha terhadap penjualan sangat tinggi. Sebuah penyelidikan mengungkap bahwa manajer toko tersebut telah mengalihkan uang dari hasil penagihan, untuk dipakai secara pribadi).
SHARE

Gidion Priya Prakosa

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image

0 komentar:

Posting Komentar